"WHEN ONE DOOR CLOSES, ANOTHER OPENS, BUT WE OFTEN LOOK SO LONG AND SO REGRETFULLY UPON THE CLOSED DOOR THAT WE DO NOT SEE THE ONE THAT HAS OPENED FOR US."

Followers

Hi everyone, welcome to my poetry site...

Tuesday, March 29, 2011

Semuanya Adalah Kamu


Aku mengingati kita
Cara kita dahulu-kala
Memegang erat dalam pelukan
Senyuman yang dilemparkan
Tampak manis terukir di bibirmu


Tapi sekarang pabila melihatmu
Jelas tampak betul melalui aku
Aku merasa sangat sendirian sekarang
Tapi pabila kupejamkan mata
Semua yang dilihatku adalah kamu


Cinta yang kita kongsikan
Hilang dalam pusaran angin
Apakah aku akan bercinta
Atau akan hidup lagi?


Penat sudah aku tangiskan air mata
Dan sudahpun juga mencoba segalanya
Untuk mengingati semua tentangmu
Tapi pabila kupejamkan mata
Semua yang dilihatku adalah kamu


Segala cinta yang aku utuskan
Kenangan yang takkan kujual
Ku tahu mesti ada pengakhiran
Pada ceritera yang aku sampaikan


Yang aku mimpikan hanyalah cintamu
Serta kebahagiaan dalam kehidupan
Menyamar tidak memikirkan hal kamu
Tapi pabila kupejamkan mata
Semua yang dilihatku adalah kamu.

Jangan Sakiti Diri


Akan ada saatnya ketika semua ini berakhir 
Hal lain akan tiba dan mengambil tempat itu 
Kereta berjenama baru, besi disebuah tempat barang rongsokan 
Anak-anak bermain akan membesar dan meninggalkan rumah 


Singkirkan mimpi ini, anda tidak boleh berhenti bermimpi 
Menyimpannya kemarahan dan keinginan ini
Jalan terbuka jauh dan harapan tanpa had
Ambil semua kenangan dan lemparkan mereka dalam api 


Dan jangan menyakiti diri sendiri 
Jangan menyakiti diri sendiri 
Jangan menyakiti diri sendiri lagi 


Seorang tua di sebuah pulau yang hangat dan cerah 
Tidak ada pekerjaan, tidak ada wang
Hanya sebuah senyum untuk memanggil sendiri 
Tahu apa yang dia katakan?. 
"Masa lalu hanya akan menghantui anda. 
Hidup untuk hari ini. 
Setiap hari adalah sebuah pintu yang terbuka 


Jangan menyakiti diri sendiri 
Jangan menyakiti diri sendiri 
Jangan menyakiti diri sendiri lagi.




Tidak ada yang hilang untuk diperebutkan 
Yang bersinar hanya bintang! 
Mereka? Telah melihat semuanya dahulu. 


Jangan menyakiti diri sendiri 
Jangan menyakiti diri sendiri 
Jangan menyakiti diri sendiri lagi 


Debu terus datang tanpa henti 
Karat terus meliputi hidup
Benih terus berkembang 
Mana anda akan pergi?

Friday, March 25, 2011

Sebuah Puisi Untuk Dirimu


Sang suria terbit di palang gunung
Seperti keriangan yang tersemat hatiku
Sinaran kehangatan dan kasih
Dari dia aku tidak akan berangkat


Sesegar embun pada rumput hijau
Kicauan burung di sarang mereka
Ku lihatnya tidur selembut salju
Cintaku padanya aku diam-diam mengakui


Aku menikmati keheningan dan tenang
Terbayang detik dia tersenyum dan bermimpi
Dia memanduku ke keheningan dan kedamaian
Seperti yang dari sungai yang mengalir lambat


Jantung dan jiwa mengalir bersama cinta
Dan aku tersenyum tika aku diam-diam mencerminkan
Aku sudah punyai seorang puteri manis
Puteri manis untuk dikasihi dan dilindungi


Aku membuat sebuah sumpah pada diri
Saat ia senyap-senyap tidur
Untuk dicinta dan menghargai dirinya
Sampai nafas terakhirku, sampai hari terakhirku.

Wednesday, March 23, 2011

In Vain



B-2 flown across the ocean
Moving fast as speed of bullets
Flying up around five mach
Hundreds decibel of sound
Cannot be seems on a radar screen'
Released a hundreds of bomb
In the middle of the spaceship


Moving down through the ocean
Seeing the target with binocular
What the hell is going on?
The submarine comes out
Released the bombs
Thousands of people died
Dead in terrible's tragedy
The victims of a circumstance


Crying when heard this tragedy
Something is killing the land before your eyes
All you have / need to do now is obey the law
Death would be the last episode
You're the great war leader you
Some of yours are helping you 
To win the war in the battle
But how does the story of war will end?
The answer is death would be the last episode.

Monday, March 21, 2011

Feeling of the Damned


In the night
I called your name
I wish you were here 
To be my light and guidance
To make my lives shining
I shut the door and lay down
Looking to the darkest skies
Whitish yellow light of the stars
Shining on up at night in the sky
While in uncomfortable circumstance
But please don't you cry
No more tears, no more tears
This feeling of the damned
This feeling of the hellish
Perhaps it's some sort of vision
Making me scream to the pains


The sadness grows inside of me
Rising fast as speed of light
But please don't you cry
Because of the feeling of the damned
No more tears, no more tears
And I felt like I would suffocates


Hey hold on, what's going on?
Am I alive or dead which a reality?
Hey come on, just telling me your stories
What is all about the stupid feelings.
I thought its gonna be ending story
Am I an insane?
Why am I thinking about these stupidity?
But please don't you cry
Because of this feeling of the damned.

Sunday, March 20, 2011

An Addict of Love

Take me somewhere far away 
Sing me a feeling song
Take me into the deep of soul
Come get me and take my hands
Handcuff me and lock me in your heart 
Beyond the portal...
Standing in the crimson's night
White steps in the moonlight 
Behold the skies the port of love
Take the stairway down to happiness 
The gate is open and lift the joy
We set aside our curse and hatred
We are one we will unite
At the threshold of the loveland


Say you want to live with me forever
And minus one day and I know 
It's going to get harder 
And harder as we get older
There's the destiny we don't know 
I am like a guardian angel for you
Will be there whatever you'll go
We fight through our life not alone
We could say that but trust to the destiny
There is only hope
Hoping could being together
Forever and ever
I'm an addict now
An addict for your love 
And let the history of our love live at night.

Saturday, March 19, 2011

Light My Darkness


Is somebody so alone land
On phone in darkest skies
As the a lost light
Bad knows morning's form
Never do return
Darkness still as I wipe those that I hold
Still it find
Light could curse be fallen to my life
Will you ever let me go?
Well those is because between the light


The root of radio light and I wish you 
Be my guide, be my light
Come and see us landness
And hazing through my soul
To heart coldly, gives me
And bless me mylone midnight
Liked angel from heaven you take my brain away
Will you ever let me go?
Well those is because between the light


Day after day
Night after night
Lying to dark
Lying to death


Do you remember...
Those inside I breaking a home
Looking up to the sky
And walk the dream a while
Do you still feel bright.. shining light
Light still from hell between
Between you and light
Will you ever let me go?
Well those is because between the light.

Wednesday, March 16, 2011

Pikulan Ghaib


Perasaan hiba kian tersentuh
Kenapa aku rasa seperti ini
Apa makna disebalik geram
Mengapa mesti ia terbuku


Rasa ingin menjerit dan melolong
Seperti serigala di bukit malam
Sekuat guruh di langit tinggi
Melepaskan perasaan yang suram


Benak fikiranku sudahpun tenat
Bekerja mencari ketenangan
Keserabutan tiba-tiba menjelma
Memanah tepat pada sasarannya 
Lubuk fikiran dan jiwa pasrah


Arghhh... Terlepasnya geram kecilku
Tapi tak pula mampu ku pikul lagi
Bebanan keserabutan yang maksima
Hingga terpaksa aku menyamar
Berbohong bagai tiada satupun hal


Sudah penat ku bohongi diri sendiri
Berbohong pada hal yang tidak bisa dilihat
Biarpun mata kasar ini besar dan bulat
Jelas sekali ia tidak kelihatan padanya


Kadangnya aku tangisi air mata
Melepaskan sedikit bebanan
Tercari akan ketenangan hidup
Dimana lagi tempatku..
Memadukan perasaan yang gundah.

Friday, March 11, 2011

Di Luar Gerbang

Berkumandang azan disubuh hari
Sayup kedengaran difajar hari
Berkicau burung sesudah subuh
Loceng bergema tanpa henti
Kau berjalan semakin jauh dariku
Aku terlopong tanpa ketahui apa-apa
Tertunggu jawaban yang belum pasti
Kesayuan singgah sejenak
Membayangi rupa wajahmu si kasih
Teman hidup yang kupilih
Bicaralah denganku
Akan hal yang terpaut di lubuk jiwamu
Kirimkanlah aku berita
Tunjuki aku peta ke lubukmu
Ku sanggup meninggalkan bumi ini
Demi kebahagiaan perjalananmu.

Monday, March 7, 2011

Luahan Kalbu Seorang Penyair

Entah mengapa ia harus terjadi. Takdir yang menentukannya, mungkin ada sesuatu yang tersirat disebalik tabir. Tapi apakah hikmahnya yang sebenar-benarnya? Sudah lama aku menantikan jawapan, terkapai-kapai perlahan aku keseorangan. Kadang-kala aku sendiri tidak pasti akan situasi yang dialami diriku, berpuluh cabang tersemai di benak fikiran ini. Yang mana harus dipilih, cabang yang mana satukah yang paling tepat untuk menyelesaikan persengketaan ini. Aku tidak tahu dan masih tercengang akan keadaan yang melanda diriku ini.


Biarpun begitu, aku tetap sayang akan si dia. Dialah segalanya bagiku, tanpanya aku tidak akan sesekali nampak sebegini. Dia telahpun banyak mengubah diriku dan membuka cabang minda serta masa depanku. Ada satu masa, dia mengukir satu senyuman yang amat manis dibibirnya. Anggun berseri tampak diwajah membuatkan segala hal lenyap dimamah ukirannya. Jolokan mata yang seksi membuatkan aku terpesona dan tertarik padanya serta membuatkan aku amat teringin untuk menyelami jiwa dan hidupnya. Malahan kenangan dan kisah silam yang sudahpun karam ditenggelami arus masa, sudahpun aku selaminya. Kami bagaikan sudah berpuluh tahun mengenali antara satu sama lain sedangkan kami baru sahaja beberapa bulan bersama. Ini berkemungkinan kerana kami selalu meluangkan masa bersama. Ya, kami memang selalu keluar bersama untuk meluangkan masa apabila mempunyai masa lapang. Di saat itu jugalah, aku merasakan akulah insan yang paling bertuah di muka bumi ini. Aku bersyukur pada nan Esa kerana mengurniakan aku teman yang bisa melupuskan segala permasalahanku.


Tapi kadang-kala aku sendiri kehairanan akan sikap dan tatatertibnya yang kadangnya sukar dikawal. Adakalanya, dia sukar ditegur dan juga sebaliknya. Sikap dan fikirannya yang seakan kebudak-budakan membuatkan dirinya sukar untuk dikawal. Sikapnya yang acuh tak acuh juga membuatkan keadaan menjadi tidak sekata dan berlakunya persengketaan. Apakah dia sedar akan hal ini? Aku sendiri tidak tahu. Sudah berbuih mulut ini mengucapkan mawar kata tapi ia tidak juga membuahkan hasil. Bagaikan mengemudik kapal, yang ingin melayarkan kapal ke tali penamat. Tapi tiba di tengah pelayaran, terpaksa pula mengharungi ombak-ombak besar yang bergelora. Pernah juga aku berputus asa akan si dia, namun dengan adanya semangat yang berkobar dan jiwa yang jitu untuk meneruskan perhubungan dengannya. Dugaan dan cobaan yang datang tiba, akanku akur akan takdir Ilahi. Aku teruskan juga menasihatinya biarpun aku tahu, dia tidak suka dimotivasikan. Selalu juga dia menukarkan topik apabila aku mencuba menasihati tapi tanpa rasa terhalang, aku memusnahkan jalannya yang ingin melarikan diri daripada dimotivasikan. Bukanlah kata aku ingin mengongkong hidupnya, tapi aku hanya ingin si dia menjadi seorang insan yang baik dan berfikiran matang seperti orang dewasa.


Adakalanya, dia memberitahuku bahawa aku perlu bersabar akan karenahnya. Ya, sudah tentu aku boleh bersabar akan sikap dan karenahnya tapi persoalannya, sampai bila harusku sabar? Semakin banyak aku bersabar, semakin naik aku tengoknya. Pemanas air pun, apabila suhu kepanasan telah mencapai tahap maksima, akan terlepas jua kepanasannya. Bersabar pun ada juga tahapnya. Jadi sampai bila harusku tahan? Mungkin bodoh bagi seorang lelaki bertindak melakukan hal sedemikian, tapi aku lakukan demi menjaga keharmonian dan perasaan hormat padanya. Tapi dia, adakah dia melakukan hal yang sama? Dalam segala hal, akulah yang selalu mengalah dengannya, tapi sampai bila? Bukan kata aku mahu berkira dengannya, tetapi aku rasakan, dia perlulah tahu apa pengorbananku padanya. Mungkin sebelum ini dia tidak nampak apa yang aku korbankan tapi aku berharap, dia akan membuka matanya apabila terbaca akan hal ini. Dan aku sendiri tidak pasti sampai bila ia akan kekal sebegini. Aku hanya menerima dugaan yang telah ditakdirkan padaku dengan tabah. Mungkin ini juga adalah salah satu tugas yang dipertanggungjawab olehku. Tiada kuasaku untuk menentang dan menolak takdir Ilahi yang telah banyak memberikan kemewahan duniawi. Hanya bersabar dan memaafkan apa yang telah dilakukannya.


Pada masa tertentu, pernah juga dia berkata, "Jika aku tidak dapat bertahan akan sikapnya, pergi dan carilah orang yang lebih baik darinya". Terdetik juga kekecewaan di hati kecil ini kerana dia sanggup berkata sedemikian setelah apa yang aku curahkan selama ini. Amatlah pedih untuk menerima kenyataan yang penuh akan duri-duri yang tajam meruncing itu.  Kadang-kala aku terfikir sendiri di kotak mindaku ini, siapakah aku bagi dirinya. Kata-kata yang dilontarkan seakan-akan aku hanyalah sebuah alat permainan yang boleh dimainkan dengan sesuka hati dan tanpa ada perasaan. Terasa seakan diriku ini langsung tidak dihormati dan dihargai serta tidak berguna padanya. Tapi apakan dayaku, hanya Tuhan yang tahu akan kepedihan jiwaku ini. Aku bukanlah sebuah alat elektronik seperti robot ciptaan yang boleh untuk disuruh dan menjalankan perintah dari seseorang yang bernama wanita. Pedihnya hati apabila dilakukan sedemikian rupa. Bagaikan ditusuk jarum, oh amatlah pedih pabila ditusuk, seakan ditusuk sehingga mencecah tulang-belulang. Pedihnya bukan kepalang, maka mengalir dan gugurlah titisan air mata.


Namun begitu, aku masih menanti akan jawapannya. Aku tidak pasti sampai bila ia akan berpanjangan dan tiada satupun kata akhir yang aku dikhabari. Aku merenung jauh ke langit biru yang lapang dan tenang untuk dihayati. Seakan berada di rantau kayangan, indah membiru sambil burung berlalu pergi di awangan. Disitu jugalah, aku berdiri dan mendongak ke langit biru serta mengangkat kedua-dua tapak tangan menghadap wajah, berdoa pada Tuhan agar si dia dibuka pintu hati untuk berubah kerana bersamanyalah aku bakal membina mahligaiku yang indah bersinar diterangi cahaya-cahaya iman. Jika berlaku sebaliknya, aku berharap  nadiku terhenti dan apabila tiadanya lagi aku disini, maka terhentilah dosaku di situ. Tapi ianya bergantung pada takdir Ilahi, akan pergi jua aku akhirnya pabila tiba masaku. Dengan pengakiran kata juga, maka berhentilah aku disini.


p/s : Tiada kena mengena samada yang hidup mahupun mati !

Friday, March 4, 2011

Khazanah Berpuisi

Gubahan puisi...
Mahupun sajak...
Sukar untuk menggubahnya
Pencetusan idea puitis
Bukan sekadar kesukaannya
Tapi tempat meluahkan isi hati
Yang terkubur tanpa nisan
Sukar untuk digambarkan
Pabila ada yang berpaling padanya
Bicara puitis yang sayu
Memartabatkan kesusasteraan Melayu
Biarpun badai menggoncang bumi
Tetap utuh janji ini digenggam

Janganlah kamu persoalkan
Sastera Melayu yang indah
Yang dipenuhi khazanahnya
Tanpa seorang bisa godeknya
Mencari kejernihan bahasa
Yang tersirat dibalik huruf
Yang kadangnya menjadi inspirasi
Pada seseorang insan itu.

Wednesday, March 2, 2011

Hirisan Kalbu


Bermain kata bermain bicara
Bermain perasaan dalam diam 
Riang bersama senang diukir
Hati dicalar dan ditoreh
Lari sahabat sukar dikejar
Tanpa khabar kau menjelang
Tanpa salam kau menerjah
Tanpa perintah kau tembusi
Tembok palang persinggahanku
Membuat onar tanpa belas


Apa salah bermain kata?
Kenapa mesti ia dibesarkan?
Apa salah aku sebegini?
Kenapa mesti engkau disini?